Minggu, 06 Juli 2014

Tentang Pemilihan Presiden 9 Juli 2014


Akhirnya selesai sudah masa kampanye calon presiden, yang menurut saya begitu menjemukan. Bagi tim sukses, juru kampanye, simpatisan bahkan calon presidennya sendiri masa-masa kampanye ini mungkin melelahkan. Saling lempar tuduhan, fitnah satu sama lain atau istilah bekennya black campaign harusnya menguras banyak emosi dan tenaga mereka. Tetapi itu sudah berlalu, sekarang saatnya menyambut 9 Juli 2014, rangkaian pesta demokrasi di Indonesia, pemilihan presiden.
Bagi saya pribadi, siapapun presiden yang terpilih kelak bukan persoalan. Sebagai abdi negara -walau statusnya sekarang masih calon- siapapun presidennya merupakan atasan tidak langsung saya dan bagaimanapun kebijakan presiden baru kelak selaku pemimpin pemerintahan, saya harus manut, karena saya dihidupi oleh negara. Boleh jadi karenanya saya dan rekan-rekan seprofesi tidak punya porsi banyak hak untuk protes atas kebijakan-kebijakan pemerintah nantinya tapi setidaknya masih punya hak untuk berharap. Hak untuk berharap agar kebijakan yang nantinya diambil berpihak pada yang baik-baik.
Tentu kita tidak akan pernah tahu apa yang akan terjadi dalam 5 tahun kedepan, bahkan untuk harapan dalam 5 tahun nanti saja belum tentu kita sudah menyusunnya. Untuk harapan-harapan yang nantinya kita taruh ke pemerintah yang baru dan tentu untuk hal-hal yang berhubungan dengan urusan pemerintah, kita berharap campur tangan pemerintah untuk memastikan semuanya sesuai dengan harapan itu sendiri. Semisal saya dalam 5 tahun ini berencana menikah, tentu saya berharap dalam 5 tahun ini stabilitas ekonomi memungkinkan bagi saya membentuk sebuah keluarga, atau jaminan kesehatan yang memadai semisal dalam 5 tahun ini saya sangat membutuhkannya. Bagi orang tua yang memiliki anak di usia sekolah akan berharap kebijakan pemerintah baru yang akan memungkinkan anak-anak mereka mendapat biaya pendidikan terjangkau. Begitupun saudara-saudara di Papua, kebijakan pemerintah baru diharapkan mampu menyelesaikan permasalahan mereka, ekonomi hingga stabilitas keamanan disana.
Untuk waktu dekat ini, saya berharap presiden yang terpilih nantinya adalah presiden yang tegas bukan yang tega, presiden yang sederhana bukan yang lemah, presiden yang mampu mewujudkan harapan yang dijanji-janjikan semasa kampanye.
Lagian berharap itu perlu juga, dan berharap merupakan suatu hal yang baik, seperti yang dikatakan dalam film Shawsank Redemption; hope is a good thing, maybe the best of good things. And no good thing ever dies. Untuk saya pribadi dengan berharap juga, saya masih mampu memelihara akal sehat untuk tetap hidup.

Kostan Baru, Kramat Sentiong, 06 Juli 2014

Tidak ada komentar:

Posting Komentar