Yeni tak pernah tahu kalau dalam hidupnya ia harus
mendapatkan pengalaman yang begitu mengguncang hidupnya. Sebagai gadis desa
berparas ayu dan berpikir polos, ada kalanya hal aneh menghampiri dan akan
menjadi pelajaran gratis untuk Yeni dalam hidupnya, tapi peristiwa yang satu
ini sungguh berbeda.
Empat tahun lalu, bersama Mbak Citra, Yeni naik kereta
ekonomi dari Klaten ke Jakarta untuk mengadu nasib. Setelah beberapa kali
berhasil lolos dari operasi yustisi, Yeni kini bolehlah dibilang orang
ibukota, sebagaimana sebutan orang-orang kampungnya. Yeni sekarang tinggal di
rumah Nyonya Rosa yang memiliki pagar tinggi, sebagai pembantu rumah tangga
orang kaya.
Sebagai pembantu di rumah Nyonya Rosa yang memiliki pagar
tinggi, hidup Yeni dapat dikategorikan tentram dan jauh lebih baik daripada
hidup dikampungnya dulu. Diluar jatah makan tiga kali sehari, setiap bulannya
Yeni masih juga dikasih duit sama Nyonya Rosa satu juta lima ratus ribu rupiah.
Setengah dikirimnya kekampung dan setengahnya lagi ditabungnya sendiri,
barangkali cukup buat modal kawin dengan bang Tejo, supir bapak mantan mentri
sosial. Sampai tibalah waktu, sesuatu mulai datang mengganggunya hingga akhirnya
akan mengguncang jiwanya begitu hebat.
Ada seorang wanita berambut keperakan, memakai sepatu kets
bewarna perak dan mengenakan jaket merk adidas warna merah jambu yang saban
pagi selalu lari pagi melewati rumah Nyonya Rosa yang memiliki pagar tinggi.
Pertama kali dan berikut-berikutnya Yeni selalu melihat wanita itu ketika
hendak beli sayur sawi tiga ikat dan kebutuhan dapur lainnya dari tukang sayur
genit yang kerap goda Yeni. Wanita ini eksentrik dan sangat menarik perhatian
Yeni, tergoda rasa ingin tahu tinggi, Yeni tanyakan perihal Wanita itu ke
tukang sayur, tukang sayur geleng kepala tidak tahu. Yeni sms bang Tejo, cuma
dibalas singkat: tidak tahu. Huft, apabila bang Tejo tidak tahu barangkali si Surip,
tukang kebon Nyonya Rosa yang tahu. Penasaran ia pendam dulu hingga siang nanti
Surip datang kerja.
“Rip, kowe tau ndelok
wong wedok yang senang lari pagi di komplek ini gak? Aku tadi pagi lihatnya”
“Wah yo akeh to Yen,
sing ndi sik?”
“Dia pakai sepatu kets warna perak dan jaket merk adidas
merah jambu, warna rambutnya keperakan. Wajahnya gak gitu jelas tadi”
“Wah rika tenanan ndelok
uwong kae? … “ Surip terdiam dan melengos pergi, jalan tertunduk menuju
kebon depan rumah, meninggalkan Yeni dalam tanda tanya besar.
Yeni sadar bahwa ada suatu misteri tentang wanita ini,
tengkuknya merinding hebat dan pikirannya mendadak kalut, adakah ia melihat
yang bukan-bukan? Ia coba tenangkan diri dan teringat kalau Mbak Citra dulu
sempat lama kerja jadi pembantu juga di komplek ini maka segera saja ia ingin
telpon mbak Citra. Tapi Nyonya Rosa memanggilnya dan menyuruhnya bantu-bantu
mempersiapkan ruang tamu untuk menyambut teman-teman suami Nyonya Rosa, ia
urungkan niatnya telpon mbak Citra sebentar.
Selepas bantu Nyonya Rosa mempersiapkan ruang tamu, Yeni
punya waktu bebas, Tuan dan Nyonya pasti akan sibuk sekali bercengkerama dan
sebagaimana kebiasaan, Nyonya Rosa yang akan turun tangan langsung untuk
melayani tamu-tamu Tuan, tidak boleh Yeni, takut kalau Yeni digoda teman-teman
suami Nyonya Rosa yang genit-genit dan itu akan buat Nyonya Rosa merasa Yeni
telah mengalahkan kecantikannya. Memanfaatkan waktu senggang ini Yeni pun
menyelinap keluar menemui bang Tejo di rumah mantan mentri sosial yang tidak
jauh dari sini, mau menceritakan soal rasa penasarannya atas wanita pemakai jaket
adidas merah jambu yang dilihatnya setiap pagi, sekaligus barangkali bang Tejo
ada waktu untuk bercinta dengan Yeni.
“bang Tejo, aku penasaran ihh sama wanita yang sering lari
pagi depan rumah itu” curhat Yeni sambil bergayut manja menempelkan buah
dadanya ke lengan Tejo.
“ah Yen, jangan terlalu kau pikirkan, barangkali dia cuma wanita
biasa, banyak kan sekarang lansia yang rajin lari pagi”
Yeni teringat sesuatu, ia tadi hendak telpon mbak Citra,
buru-buru ia minta izin Tejo untuk keluar sebentar kebawah pohon pisang menelpon
Citra. Alih-alih bicarakan wanita pemakai jaket adidas merah jambu yang
misterius, Yeni dan Citra justru nostalgia tukar kangen dibumbui gosip soal
asmara Risma, tetangga Citra dan juga sepupu Yeni, yang konon kabarnya hamil
diluar nikah. Tidak terasa hampir satu jam mereka mengobrol lewat telpon. Udara
malam yang dingin menembus tulang Yeni dan suasana dibawah pohon pisang buat
Yeni sadar takut, suasana begitu mencekam, bergegas ia sudahi telpon mereka dan
masuk menemui Tejo dan alangkah terkejut juga tergoncangnya Yeni.
Yang ia lihat adalah bang Tejo yang disayanginya bermesraan
dengan wanita yang sedang mengenakan jaket adidas warnah merah jambu. Ia terkejut
bahwasanya baru ditinggal sebentar, Tejo begitu gampangnya main gila di depan
Yeni dan yang membuat ia begitu terguncang hebat adalah kenyataan untuk
mengetahui wanita pemakai jaket adidas warna merah jambu itu adalah Nyonya Rosa,
yang memiliki pagar tinggi, majikannya sendiri.
Bandung.
20 Juli 2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar